Siklus MSDM: Perjalanan Kader Organisasi Islam

Posted on

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah salah satu aspek terpenting dalam pengelolaan organisasi, termasuk organisasi Islam. MSDM mencakup berbagai proses mulai dari rekrutmen hingga pensiun, yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja individu serta organisasi secara keseluruhan.

Siklus MSDM, dalam bahasan kita kali ini mecoba memahami perjalanan individu dalam mencurahkan waktu dan tenaganya, beraktivitas dalam organisasi. Terinspirasi dari sebuah teori siklus peradaban Ibnu Khaldun dan teori siklus hidup produk (product life cycle) Raymond Vernon dalam manajemen modern.

Kedua teori tersebut memiliki kemiripan pola dalam tahapannya. Dari pola tersebut penulis coba mengambil perspektif untuk melihat pada MSDM dan mecoba mengelaborasinya dengan mentadaburi Ar-Rum ayat 54 yang juga memiliki pola yang sama, dalam konteks menerangkan sebuah siklus kehidupan manusia.

Berdasarkan grafik Siklus MSDM yang saya lampirkan, kita dapat memahami bagaimana perjalanan kader dalam organisasi Islam melalui berbagai tahap perkembangan dalam karir mereka. Hal ini juga sejalan dengan firman Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 54,

“Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”

Rekrutmen dan Seleksi (Lemah: Bayi)

Tahap pertama dalam siklus MSDM adalah rekrutmen dan seleksi. Pada tahap ini, produktivitas individu masih rendah karena mereka baru memulai perjalanan karir “kekaderannya”. Proses ini mencakup iklan pekerjaan, promosi, penyaringan, wawancaraa, orientasi, dan pelatihan awal bagi calon karyawan/kader/tenaga pengabdian/aktivis(amal/unit usaha).

Proses rekrutmen dan seleksi yang efektif ini penting dalam Islam dapat dilihat dari kisah Nabi Yusuf dan Nabi Musa. Nabi Yusuf dipilih menjadi pengelola perbendaharaan negara karena kemampuannya dalam menafsirkan mimpi dan kebijaksanaannya. Dalam Al-Quran, Surat Yusuf ayat 55 disebutkan:

“Yusuf berkata: ‘Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”

Sedangkan Nabi Musa dipilih oleh Allah untuk menjadi nabi dan pemimpin umatnya. Proses pemilihannya penuh tantangan dan ujian, menunjukkan pentingnya ketangguhan dan keimanan dalam seleksi seorang pemimpin. Allah berfirman dalam Surat Thaha ayat 41: “Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku.”

Tidak hanya aspek mental spiritual dan intelektual tapi individu kompeten dilihat dari psikomotorik menjadi perhatian dalam tahap awal MSDM ini dan lagi dalam Al-Quran kita dapatkan sebagaimana masih dalam kisa nabi Musa ketika menolong dua orang perempuan tertuang dalam surah Al Qashash ayat 26.

“Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.”

Kedua kisa tersebut menunjukkan pentingnya memilih individu yang memiliki kemampuan dan integritas untuk posisi yang tepat. Maka perlakuan pada tahap ini yang menjadi perhatian, the right man in the right place at the right time.

Pengembangan dan Pelatihan (Menjadi Kuat: Dewasa)

Setelah rekrutmen, individu masuk ke tahap pengembangan dan pelatihan. Pada tahap ini, produktivitas meningkat seiring dengan pelatihan on-the-job dan off-the-job, program pengembangan karir, serta mentoring dan coaching.

Hal ini dapat dihubungkan dengan proses pengembangan Nabi Musa yang menerima wahyu dan bimbingan langsung dari Allah SWT. Allah berfirman dalam Surat Thaha ayat 42: “Pergilah, kamu dan saudaramu, dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku.”

Dalam hadits, Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya pengembangan diri dan pelatihan. Beliau bersabda: “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia beruntung, barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia rugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia celaka.” (HR. Al-Hakim).

Supervisi, mentori dan pendampingan menjadi perhatian pada tahap ini untuk memastikan kader dalam progres perkembangan dan semakin terlatih dengan tugas-tugas yang diberikan untuknya.

Kedewasaan (Kuat: Masa Dewasa)

Tahap kedewasaan adalah ketika individu mencapai puncak produktivitasnya. Penilaian kinerja, kompensasi yang layak, pemberian penghargaan, rotasi pekerjaan/penugasan, pengayaan tugas, promosi, dan pengembangan kepemimpinan menjadi fokus utama.

Dalam Islam, penilaian dan penghargaan sangat penting, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran, Surat Az-Zalzalah ayat 7-8:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Menjadi perhatian dalam tahap ini adalah merawat agar individu bertahan dengan kontribusi terbaiknya. adalah kerugian bagi oraganisasi ketika kader memasuki tahap produktif tidak memberdayakan dengan masksimal dan atau kader tersebut pergi resign dari organisasi.

Penurunan (Kembali Lemah dan Beruban: Usia Lanjut)

Adalah sunatullah, produktivitas manusia seiring usia akan mengalami penurunan adalah hal yang wajar. Namun ada perlakuan yang terbaik bagi organisasi yang bisa dilakukan untuk menjaga nilai dan keberlanjutan organisasi sendiri.

Tahap terakhir dalam siklus MSDM adalah penurunan produktivitas, yang sering terjadi saat individu mendekati usia pensiun. Pada tahap ini, organisasi menyediakan program persiapan pensiun, pengurangan jam kerja, tugas yang lebih ringan, serta konsultasi karir dan dukungan transisi. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan dalam Surat Maryam ayat 4:

“(Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulang-tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.'”

Perhatian terhadap kesejahteraan kader yang mendekati pensiun adalah bentuk penghargaan atas kontribusi mereka selama ini. Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya memperhatikan hak-hak orang tua, sebagaimana sabdanya: “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua kami dan tidak menyayangi anak-anak kami.” (HR. Ahmad).

Siklus MSDM menggambarkan perjalanan karir kader dalam organisasi Islam dari tahap rekrutmen hingga pensiun. Setiap tahap memiliki fokus dan tantangan tersendiri, yang membutuhkan perhatian dan strategi khusus untuk memastikan bahwa kader dapat berkontribusi secara optimal.

Dengan manajemen yang tepat, organisasi Islam dapat memanfaatkan potensi kader mereka secara maksimal, sesuai dengan ajaran Islam yang menghargai kerja keras dan kontribusi individu dalam masyarakat.

Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 54 yang menegaskan bahwa setiap individu akan mengalami fase kelemahan, kekuatan, dan kembali lemah dalam perjalanan hidupnya. Dengan memahami siklus MSDM dan mengelaborasi dengan ajaran Islam bisa memberikan solusi bernilai bagi peran kader organisasi yang tumbuh diatas nilai-nilai Islam.

Wallahu ‘alam

Visited 16 times, 1 visit(s) today
Semua memulai dari diri, maka kenali, perhatikan dan awasi namun jangan lupa terimalah dan sayangi ia apa adanya. Seorang Ambivert yang berangkat dari Introvert, Pemerhati Pendidikan dan Minat pada HR Management