Mengubah Dunia, Sesederhana Tarikan di Kedua Ujung Bibir

Posted on

Sejak kapan senyum bisa mengubah dunia? Mungkin kita berpikir begitu, apalagi di tengah zaman yang katanya butuh lebih dari sekadar basa-basi untuk menyelesaikan masalah global. Tapi, siapa bilang kita harus mulai dari hal-hal besar? Mengubah dunia bisa dimulai dari hal kecil—sesederhana menarik kedua ujung bibir ke samping. Yup, hanya dengan tersenyum.

Bayangkan begini, suatu pagi di kantor atau sekolah, suasana mendung, hati sedang campur aduk karena urusan kerjaan atau tagihan. Lalu, datang seseorang yang menyapa dengan senyum hangat, tulus, tanpa basa-basi panjang. Rasanya? Seperti tiba-tiba ada matahari kecil yang muncul di tengah hujan deras. Magic, bukan?

Terkadang kita lupa, senyuman itu sebenarnya gratis. Tak ada pajak senyum, saudara-saudara!. Namun anehnya, banyak dari kita yang pelit sekali memberikannya. Seakan-akan senyum itu seperti emas batangan yang jika kita keluarkan terlalu banyak, bisa menyebabkan inflasi keuangan. Padahal, senyum tak pernah merugikan kantong, dan lebih ajaibnya lagi, ia justru menambah saldo kebahagiaan.

Islam, dengan segala kebijaksanaannya, melihat hal ini dengan sangat jeli. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah” (HR. Tirmidzi). Sebuah konsep yang menggelitik logika ekonomi kita: Sedekah, tapi tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Tidak perlu memikirkan harga saham atau fluktuasi rupiah, senyum itu investasi abadi yang bisa membuahkan kebaikan kapan saja.

Kekikiran, bagi sebagian besar orang, identik dengan orang yang tidak mau keluar uang. Tapi sebenarnya, kikir itu lebih luas, sobat. Orang yang enggan berbagi senyum juga termasuk kikir. Bayangkan, hanya dengan menarik kedua ujung bibir sedikit saja, Anda sudah bisa membuat orang di sekitar merasa lebih baik. Tapi entah kenapa, beberapa dari kita memilih menahan diri—seolah senyum bisa habis kalau dipakai terlalu sering.

Padahal, senyuman bisa memperbaiki hari seseorang. Bahkan, dalam beberapa situasi, bisa menyelamatkan mood seseorang yang hampir saja jatuh bebas. Tidak ada yang tahu dampak dari senyum kita, dan justru itu kekuatan rahasianya.

Kalau kita lihat dunia ini sekarang—konflik, perdebatan, ketegangan di mana-mana—kadang kita merasa semua butuh solusi rumit dan besar. Tapi, adakah yang pernah terpikir bahwa dunia mungkin hanya butuh lebih banyak senyum? Cobalah bayangkan, ketika semua orang mulai tersenyum lebih sering, suasana jadi lebih cair, lebih ramah, lebih penuh kasih. Siapa yang bisa menolak daya tarik senyum tulus?

Mari kita mulai dari yang kecil, misalnya ketika bertemu dengan orang yang wajahnya terlihat tegang, coba berikan senyum. Atau ketika bertemu tetangga yang suka lupa bayar iuran RT, jangan langsung ditekuk wajahnya. Senyum dulu, baru tegur. Siapa tahu, senyuman itu bukan hanya membuat mereka lebih nyaman, tapi juga membuat dunia sedikit lebih ringan untuk dijalani.

Seperti kata pepatah lama: Senyum itu ibadah, meski kecil dampaknya, besar keberkahannya. Jadi, jangan remehkan tarikan kecil di kedua ujung bibir kita. Karena, siapa tahu, senyum yang kita berikan bisa menjadi awal dari perubahan yang lebih besar, bahkan untuk dunia.

Visited 14 times, 1 visit(s) today