Quality Time: Sehari Bersama Ayah di SD Integral Ummul Quro

Posted on

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, diskusi mengenai “quality time” sering kali menjadi topik hangat, terutama di kalangan pendidik dan orang tua. Saya sering kali mendengar kegelisahan dari sesama kepala sekolah, guru, dan orang tua tentang betapa sulitnya meluangkan waktu berkualitas bersama anak-anak di era digital ini.

Berbagai kesempatan forum dan pertemuan, banyak orang tua mengungkapkan rasa bersalah karena merasa tidak cukup hadir dalam kehidupan anak-anak mereka, sementara di sisi lain, guru-guru merasakan dampak langsung dari minimnya interaksi personal antara ayah dan anak, yang sering kali berujung pada berkurangnya ikatan emosional dan spiritual yang kuat di dalam keluarga.

Kegelisahan ini tidak hanya berbasis pada statistik dan data, tetapi juga pada pengalaman nyata yang saya saksikan di lapangan. Orang tua semakin terhimpit oleh tuntutan pekerjaan yang menguras waktu dan energi mereka, sementara anak-anak semakin terseret dalam arus teknologi yang menjauhkan mereka dari kehangatan interaksi nyata. Dalam konteks ini, saya seolah menemukan sebuah oase dalam kegiatan “Sehari Bersama Ayah” di SD Integral Ummul Quro Hidayatullah Karawang (17/08/2024), meski sebuah upaya kecil namun bermakna untuk mengembalikan kehangatan dan kedekatan dalam hubungan ayah-anak.

Kegiatan tersebut mengingatkan kita pada teladan yang telah ditunjukkan oleh para nabi dalam membangun kedekatan dengan anak-anak mereka. Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, misalnya, adalah salah satu contoh paling menyentuh tentang betapa dalamnya ikatan antara ayah dan anak. Nabi Ibrahim dengan penuh kelembutan dan cinta berbicara kepada Ismail ketika menerima perintah untuk mengorbankannya, dan Ismail, dengan penuh ketundukan, menunjukkan kepatuhannya yang luar biasa. Interaksi ini bukan hanya menunjukkan ketaatan mereka kepada Allah, tetapi juga menggambarkan komunikasi dan kepercayaan yang luar biasa antara ayah dan anak.

Baca :  Meniti Karir: Merentangkan Sayap Menuju Langit

Demikian pula, dalam kisah Nabi Ya’qub dan putranya Yusuf, kita melihat bagaimana Nabi Ya’qub dengan penuh cinta dan kesabaran mendampingi Yusuf, meskipun di tengah cobaan yang begitu berat. Lukmanul Hakim, dalam nasihat-nasihatnya kepada anaknya, juga menekankan pentingnya kebijaksanaan dan kedekatan emosional dalam mendidik anak. Semua ini menunjukkan betapa Islam sangat menghargai dan menekankan pentingnya waktu berkualitas dalam hubungan antara ayah dan anak.

Kegiatan yang digelar di Sekolah dalam naungan mutu dikdasmen DPP Hidayatullah dengan konsep PIBT (Pendidikan Integral Berbasis Tauhid) berharap menghidupkan kembali semangat-semangat tersebut. Para ayah yang hadir bukan hanya sekedar menemani anak-anak mereka, tetapi mereka juga berjuang untuk hadir secara penuh – secara fisik, emosional, dan spiritual.

Mereka berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, mulai dari upacara bersama hingga permainan yang mengharuskan mereka berinteraksi langsung dengan anak-anak. Keterlibatan ini adalah cerminan dari perjuangan mereka untuk menjadi teladan yang baik, meskipun di tengah kesibukan dan tantangan zaman modern.

Dalam Islam, waktu memiliki nilai yang sangat penting. Setiap detik yang kita habiskan bersama keluarga, terutama dengan anak-anak, adalah investasi untuk masa depan. Quality time bukan hanya tentang berapa lama kita menghabiskan waktu bersama, tetapi lebih tentang bagaimana kita mengisinya dengan makna, cinta, dan pengajaran. Kegiatan “Sehari Bersama Ayah” ini menjadi manifestasi dari pemahaman tersebut, mengingatkan kita bahwa di tengah kesibukan duniawi, ada hal-hal yang jauh lebih berharga dan abadi – yaitu kebersamaan dengan keluarga yang diiringi dengan nilai-nilai spiritual dan moral.

Sebagai pendidik, saya sering bertanya kepada diri sendiri dan rekan-rekan sejawat, “Apakah kita sudah cukup hadir dalam kehidupan anak-anak kita?” Pertanyaan ini, meskipun sederhana, menggugah kesadaran akan pentingnya kehadiran yang sesungguhnya, bukan sekadar fisik, tetapi juga emosional dan spiritual. Melalui kegiatan tersebut, kita diajak untuk kembali merenungi peran kita sebagai orang tua dan pendidik, serta bagaimana kita bisa lebih optimal dalam memanfaatkan waktu yang kita miliki bersama anak-anak.

Baca :  Semacam Sistematika Belajar Sepanjang Hayat

Mari kita teruskan semangat ini, dengan menjadikan quality time sebagai bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Bukan hanya sebagai aktivitas sesekali, tetapi sebagai komitmen berkelanjutan untuk membangun generasi yang kuat, baik dalam iman, akhlak, maupun prestasi.

Visited 20 times, 1 visit(s) today
Avatar photo
Semua memulai dari diri, maka kenali, perhatikan dan awasi namun jangan lupa terimalah dan sayangi ia apa adanya. Seorang Ambivert yang berangkat dari Introvert, Pemerhati Pendidikan dan Minat pada HR Management

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *