MSDM: Peran, Berperan, dan Baperan

Posted on

Sebuah organisasi dimana manusia berhimpun berkumpul dengan memiliki tujuan yang satu namun kepentingan yang berbeda-beda. Maka mereka mengikatkan diri melakukan kerja-kerja organisasi sejauh kepentingan individu yang berbeda terpenuhi. Kemudian lahirlah teori motivasi bagaimana setiap individu berkontribusi dengan perannya, budaya kerja menghadirkan lingkungan yang sehat lahir batin, dan kepemimpinan dalam rangka memastikan organisasi berjalan efektif.

Setiap organisasi memilik keunikannya, karakteristik dan seterusnya, setidaknya bisa melihat dari motif, individu yang terlibat dalam eksistensinya. Namun pola-pola bagaimana organisasi bekerja, optimalisasi dalam pencapaian kinerjanya bisa dipelajari muncul istilah learning organization menjadi penting untuk turut hadir dalam proses mencapai tujuan, cita-citanya. Siapa yang melakukan pembelajaran organisasi dengan baik maka organisasi berpeluang eksis bahakan menjadi leader organization dalam bidangnya.

Organisasi pembelajar adalah organisasi yang terus memerhatikan setiap individunya untuk terus belajar agar berkontribusi positif baik untuk individu secara pribadi dan untuk organisasi. maka disini pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada sebuah organisasi. Melalui MSDM kita bisa memahami bagaimana peran individu dan kelompok dalam mencapai kinerja yang optimal dengan pengelolaan dimulai dari perencanannya hingga evaluasi dilakukan.

Tapi, bagaimana caranya agar setiap orang dapat memaksimalkan perannya? Dalam tulisan ini, saya mencoba akan membahas peran, berperan, dan baperan (berkontribusi dengan perasaan) dalam konteks MSDM dengan pendekatan yang mudah insyaAllah dan dalam perspektif Islam.

Tiga kata tersebut saya ambil sengaja karena begitu akrabnya ditengah-tengah kita baik diruang organisasi ataupun sosial masyarakat sebagai sebuah pendekatan untuk mempelajari bagaimana MSDM ternyata juga memerhatikannya. Karena bagaimana pun yang dimanage dikelola adalah manusia maka apa yang termanifestasikan dari individu menjadi kajian menarik untuk dipelajari.

Kalau dalam MSDM peran, berperan dan baperan saya coba korelasikan padanan istilahnya adalah the right man on the right job at the right time. Bisa memahaminya begini, peran individu yang benar pada tempat berperan yang benar dan pada saat baperan yang tepat.

Istilah yang menjadi prinsip MSDM adalah hal yang mendasar untuk ikhtiar kontribusi individu yang optimal namun memang bukan harga mati karen hidup juga ada seninya. Meskipun istilah tersebut terwujud tetap ada saja black box (kotak masalah) yang perlu dicarikan solusi-solusi dalam perjalannya ada banyak tantangan.

Peran dalam MSDM

Peran dalam MSDM sangat beragam. Kita mengenal ada yang berperan sebagai manajer, karyawan, tim pendukung, dan banyak lagi turunannya. Setiap peran memiliki tanggung jawab dan kontribusinya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi. Saya ilustrasikan dengan peran MSDM lazimnya dan kita refleksikan pada peran diri kita.

  1. Manajer: Bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan memotivasi timnya. Mereka harus mampu membuat keputusan yang tepat dan memastikan semua orang bekerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
  2. Karyawan: Karyawan adalah ujung tombak dari setiap organisasi. Mereka menjalankan tugas sehari-hari yang menjaga roda perusahaan tetap berputar. Dalam Islam, bekerja dianggap sebagai bentuk ibadah, yang menekankan pentingnya niat yang baik dan kerja keras.
  3. Tim Pendukung: Mereka ini adalah orang-orang yang mendukung operasional perusahaan dari belakang layar. Peran mereka sering kali tidak terlihat, tetapi sangat vital.

Berperan dengan Efektif

Agar setiap individu dapat berperan secara efektif, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

  1. Pemahaman Tugas dan Tanggung Jawab: Setiap individu harus memahami apa yang diharapkan dari mereka. Peran motivasi setiap individu menentukan, islam mengajarkan pekerjaan harus dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sebaik-baiknya, sebagaimana disebutkan dalam hadis “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (sempurna).” (HR. Thabrani).
  2. Pengembangan Diri: Terus belajar dan mengembangkan keterampilan adalah kunci untuk berperan dengan baik. Individu yang kompeten menjadi penting karena itu Islam mendorong umatnya untuk selalu mencari ilmu, seperti dalam hadis “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah). Dengan ilmu, amal menjadi bernilai, “al-‘ilm qoblul ‘amal ” demikian ustadz Nanang Hanani selalu mengingatkan dalam perannya sebagai Master Sembelih dari Lembaga Sembelih Halal Hidayatullah.
  3. Komunikasi yang Baik: Komunikasi adalah kunci dalam setiap organisasi. Menurut Islam, komunikasi yang baik adalah yang penuh dengan kejujuran dan etika. Kerja dengan melibatkan banyak individu penuh tantangan maka tidak bisa ditawar silaturahmi karena komunikasi sejatinya ketersambungan, connectivity Bahasa dan cita rasa. Penting agar komuniksi efektif hadirkan sesuatu pesan dan kesan yang positif dan inspiratif. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an,“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS. Al-Isra: 53).

Baperan: Berkontribusi dengan Perasaan

Terinspirasi dari stiap kajian dan percakapan ustadz Endang Abdurahaman (kolumnis kajian keluarga di Majalah Mulia) coba memahami bahwa manusia hidup ada rasa dalam keterlibatannya secara positif atau negative bergantung individu mengelolanya memanajenya.

Rasa ini adalah anugerah dari Allah dan sekaligus ujian bagi manusia. Dengan rasa kita bisa berempati, memberi simpati, berbagi dan berkasih sayang dan dengan rasa juga kita diuji dengan apa yang nampak, dengan kata, ucap dan laku diantar kita.

“Baperan” dalam konteks ini bukan berarti mudah tersinggung atau terbawa perasaan, tetapi lebih kepada berkontribusi dengan sepenuh hati dan perasaan. Ketika kita bekerja dengan hati, hasilnya akan lebih maksimal dan memuaskan.

  1. Empati dalam Kepemimpinan: Manajer yang memiliki empati akan lebih memahami kebutuhan dan perasaan bawahannya. Ini sejalan dengan ajaran Islam tentang pentingnya kasih sayang dan kepedulian, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
  2. Keterlibatan Emosional: Karyawan yang terlibat secara emosional dalam pekerjaannya cenderung lebih termotivasi dan produktif. Dalam Islam, kerja keras yang dilakukan dengan niat baik dan keikhlasan akan mendapat pahala dari Allah SWT.
  3. Kebersamaan dalam Tim: Rasa kebersamaan dan saling mendukung dalam tim akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam tentang pentingnya ukhuwah (persaudaraan) dan tolong-menolong dalam kebaikan.

Dalam MSDM, peran, berperan, dan baperan adalah konsep yang saling berkaitan dan penting untuk mencapai kinerja yang optimal. Dengan memahami dan menjalankan peran masing-masing dengan baik, terus mengembangkan diri, berkomunikasi dengan jujur, dan berkontribusi dengan hati, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan penuh berkah. Perspektif Islam memberikan landasan yang kuat untuk menjalankan semua ini, dengan nilai-nilai yang menekankan kerja keras, niat yang ikhlas, dan kebersamaan.

Dari semua bahasan diatas saya mencoba menginsafi tentang Firman Allah dalam surat Al-Mulk:2 yang biasa dibaca sebagai dzikir malam.

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

Peran, berperan dan baperan bahakan apapun itu adalah ujian dan dibalik semua itu Allah inginkan kita menjadi pribadi yang أَحْسَنُ عَمَلًا, semoga Allah mengampuni kita semua yang kerap lemah dalam menghadapi ujian dari Nya dan Hanya kepada Allah kita harapkan dan serahkan segara ikhtira yang kita semua bisa memaksimalkan.

Apakah peran kita dalam organisasia atau dalam menapaki hidup ini, berperan dengan baik, dan baperan dengan sepenuh hati, sehingga mencapai kinerja induvidu yang optimal dan mendapatkan ridha dari Allah SWT maka berbahagialah. Wa Allahu’alam

Visited 9 times, 1 visit(s) today
Semua memulai dari diri, maka kenali, perhatikan dan awasi namun jangan lupa terimalah dan sayangi ia apa adanya. Seorang Ambivert yang berangkat dari Introvert, Pemerhati Pendidikan dan Minat pada HR Management